Sering mendapat 'acungan jempol' karena mengutamakan 'safety riding', SNIPER ingin merubah prilaku buruk para bikers di jalan raya...
SNIPER selalu mengutamakan safety riding
SAAT INI komunitas motor banyak bermunculan, baik yang terbentuk karena kesamaan merk sepeda motor atau karena kesamaan profesi. Tapi, dari sekian banyak komunitas motor tersebut baru sebagian saja yang mengutamakan
safety riding (keselamatan) dan berlaku sopan di jalan raya.
Sebagian komunitas motor cenderung arogan dan mau menang sendiri ketika konvoi, sehingga terkesan mengusai jalan. Satu diantara yang sedikit itu adalah SNIPER (Sentra Independent Pulsar Owner), yakni komunitas pemilik sepeda motor merk Pulsar Bajaj.
SNIPER yang dibentuk pada pukul 09.00, tanggal 9 bulan 9 tahun 2007 di Puncak, Bogor ini memang mengutamakan keselamatan dan berlaku sopan di jalan raya. Tidak heran komunitas yang bermotto “menikmati perjalanan tanpa ugal-ugalan” ini kerap diundang berbagai pihak untuk mengampanyekan
safety riding.
Komunitas yang saat ini beranggotakan 70
bikers Pulsar ini selalu menjadi bintang tamu dalam berbagai program tayangan televisi swasta. Bahkan, karena selalu berlaku sopan ketika
touring ke Lampung mereka mendapat apresiasi Putra Astaman, mantan Kapolda Lampung.
Ogah ugal-ugalan dan arogan...“Kita mendapat acungan jempol karena dalam perjalanan selalu tertib dan rapih,” kata Mansyah, Ketua Umum SNIPER kepada
TNOL yang menemuinya di
base camp yang merangkap sebagai dealer Bajaj di Jl Raya Bogor KM 32,5 samping Pasar Cisalak Depok.
Menurut Mansyah, berlaku sopan dan tertib di jalan raya memang selalu ditanamkan SNIPER. Jika ingin mendahului pengendara lain, mereka selalu memberikan tanda seperti membunyikan sirene atau lampu
strobo. Hal ini tidak membuat pengendara lain tersinggung.
Penggunaan sirene dibenarkan selama mengawal lebih dari 9
bikers. Sementara lampu
strobo juga dibenarkan selama mengawal lebih 5 bikers.
“Kita ingin merubah pandangan negatif sehingga berlaku sopan di jalan raya,” ujar Mansyah yang diamini oleh Waryo Syarifudin, Wakil Ketua dan Danny, Ketua Divisi Touring SNIPER.
SNIPERMansyah mengungkapkan, jika ada anggota SNIPER yang berlaku tidak sopan di jalan raya maka pihaknya akan menegurnya secara langsung. Biasanya, proses teguran akan dilakukan saat evaluasi atau istirahat dalam perjalanan
touring. Teguran sangat efektif karena setelah ditegur maka tidak ada lagi anggota SNIPER yang ugal-ugalan di jalan raya.
“Selama ini kita hanya memberikan teguran. Kita tidak bisa memberikan sanksi yang tegas. Tapi, teguran juga bermakna karena setelah itu tidak ada lagi anggota yang berlaku tidak sopan di jalan raya,” jelasnya.
Adapun tempat yang selama ini telah dikunjungi SNIPER adalah berbagai tempat wisata di Jawa dan Sumatera seperti ke Danau Ranau Jambi, Anyer, Pangandaran, Ujung Genteng, Guci-Tegal, Candi Borobudur-Magelang, Solo dan Jembatan Suramadu.
“Rencananya pada akhir Desember 2011 nanti kita akan ke Bali,” papar Danny.
Touring ke BorobudurSelain aktif menggelar
touring ke berbagai tempat, komunitas yang dibentuk oleh sembilan
bikers Pulsar diantaranya yakni Riza, Dedy, Asep, Cecilia, Dinul, Erwin, Donny dan Andy ini juga kerap melakukan berbagai kegiatan sosial. Seperti memberikan sumbangan untuk korban banjir bandang di Babakan Madang, Sentul dan memberikan santunan untuk anak yatim dan dhuafa di Depok.
“Kalau setiap bulan puasa kita juga mengadakan
sahur on the road,” ujar Waryo Syarifudin.
Terkait dengan ketertarikan pada sepeda motor merk Pulsar Bajaj, Mansyah menuturkan, Pulsar merupakan sepeda motor yang tidak pernah merongrong biaya perawatan. Selain itu, Pulsar juga irit BBM. Harga
spare part-nya juga murah, namun memiliki tenaga yang luar biasa.
“Mesin Pulsar juga
hi-tech karena
double busi,” tegasnya.
Arisan
Kompak seperti keluargaUntuk mempererat persaudaraan antar anggota, komunitas ini juga mengadakan arisan. Besaran iuran arisan adalah Rp 50 ribu/anggota dan akan dikocok setiap akhir bulannya. Arisan tersebut bahkan dibuat sejak pembentukan SNIPER.
Bagi Anda yang tertarik untuk bergabung dengan SNIPER persyaratan utamanya adalah mempunyai motor Bajaj Pulsar baik yang 135 cc, 150 cc, maupun 180 cc. Pengkhususan satu jenis sepeda motor tujuannya adalah untuk keseragaman dan kemudahan mekanik di jalan.
Selain itu, juga ada biaya pendaftaran sebesar Rp 50 ribu untuk pengganti biaya pembuatan pin, stiker dan formulir. Jika sudah diterima maka setiap anggota juga harus membayar uang kas sebesar Rp 5 ribu/bulan. Berguna untuk dana baksos dan membantu anggota yang mengalami musibah seperti sakit atau membantu biaya persalinan.
“Setiap anggota juga akan dilantik yang tujuannya untuk mendapatkan nomor urut yang harus ditempel di spakbor belakang,” jelasnya meyakinkan
. (Sbh)